Sabtu, 16 Oktober 2010

Mainan Tradisional dan mainan Modern

Bagi yang mengalami masa kecil jaman dulu ataupun atau masa pertumbuhannya lebih banyak dihabiskan dikota kecil atau kampung, mainan yang ada adalah yang terbuat dari pohon pisang, kulit jeruk bali, janur, tanah, bahkan batu. Masa itu di toko mainannya hanya pistol – pistolan dan mobil – mobilan. Juga boneka bagi perempuan tetapi bukan sejenis barbie.

Alhasil bermain diluar ruangan merupakan hal yang menyenangkan. Tidak hanya bermain fisik, ada juga acara membuat mainan sendiri yang menuntut kreativitas. Daritangan mungil itu, bisa lahir pistol – pistolan dari pelepah pohon pisang dan kayu. Mobil – mobilan dari kulit jeruk Bali. Bermain dengan tanah dan batu pun menjadi bagian dari sebuah permainan anak perempuan, dan gak hanya anak laki – laki saja.
Jelas orang tua jaman dulu tidak pernah khawatir soal dana untuk mainan yang saat ini dapat mencapai hingga ratusan ribuan atau cemas akan bahan – bahan kimia yang berbahaya pada mainan anaknya.

Selain itu maianan tradisional membawa banyak manfaat untuk perkembangan anak. Contohnya maianan dari janur, mainan ini merupakan jalan untuk megasah motorik anak serta kesabaran dan ketekunan. Dengan cara ini anak – anak dapat diberi keyakinan bahwa mereka bisa melakukannya dan tidak putus asa. Tidak hanya itu, anak – anak pun dapat bermain tanah liat. Serta membuat mainan dari tanah liat juga berfungsi melatih motorik si anak. Sebab tanah liat dapat dibentuk menjadi berbagai benda dan rupa apapun.

Perkembangan teknologi kian lama semakin maju saja, tak terkecuali di dunia mainan anak. Yang paling menonjol tentu saja kehadiran PS yang mampu menarik minat anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun. Kehadiran PS mampu menyingkirkan mainan-mainan tradisional yang ada di Indonesia termasuk di hampir disetiap rental PS selalu dikerumuni anak-anak. Banyaknya mainan modern membuat kita prihatin akan punahnya mainan tradisional. Alat komunikasi serta mainan elektronik dengan promosi besar – besaran membuat anak – anak sekarang seolah teracuni oleh mainan itu. Padahal mainan-mainan tersebut belum tentu bermanfaat. Selain itu, anak yang memaksa mendapat mainan tersebut cenderung memaksa orang tua untuk menurutinya meski itu harus dengan cara kredit.

Ayo ajak anak – anak jaman sekarang untuk membangkitkan minat belajat, menumbuhkembangkan minat gotong royong dan memupuk watak disiplin, mendidik budi pekerti anak dalam membudayakan mainan tradisional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar