Sayuran adalah makanan yang penting untuk diasup. Anak-anak pun harus mau mengkonsumsi makanan ini. Namun, karena rasanya yang cenderung hambar, sulit untuk meminta si anak mengkonsumsinya. Apa yang bisa Anda lakukan untuk membuat si kecil mau makan? Menurut para peneliti cukup mudah; tersenyum saat makan.
Dikutip dari Reuters, sekelompok ilmuwan asal Perancis melakukan penelitian mengenai reaksi orang dewasa dan anak-anak dalam mempersepsikan foto orang yang sedang makan. Hasil penelitian itu mengatakan bahwa cara orang dewasa dengan anak kecil menilai obyek orang yang sedang makan berbeda.
Orang dewasa menilai makanan lewat proporsi tubuh si pemakan. Jika model yang ada di foto memiliki tubuh berukuran besar, si responden akan menolak jika diberikan makanan yang sama dengan yang ada di foto. Sebaliknya, jika si model bertubuh ramping, responden cenderung tertarik. Sementara cara anak-anak menilai sebuah foto berisi orang makan punya reaksi yang lebih kompleks.
Jika makanan yang ada di dalam foto kemudian ditawarkan kepada anak-anak yang ikut terlibat dalam responden ini, seperti cokelat, mereka tak peduli ukuran badan si model, mereka akan mau menerima makanan itu. Jika makanan yang ada di foto adalah makanan yang tak mereka sukai, ukuran tubuh si model ternyata berpengaruh, mereka akan makin menolak jika modelnya bertubuh tambun.
Tak hanya itu, ternyata ekspresi orang yang sedang mengkonsumsi makanan juga berpengaruh pada rasa penasaran anak untuk mencoba sebuah makanan. Foto dari orang yang makan dengan ekspresi bahagia dan tidak dibuat-buat membuat anak tertarik mencoba makanan itu, tak jadi soal bentuk tubuh orang yang makan. Sebaliknya, foto orang yang makan dengan ekspresi jijik dengan makanan yang sama akan membuat anak enggan mencoba.
Artinya, bagi orang dewasa, ukuran tubuh orang yang mengkonsumsi makanan punya pengaruh dalam menggugah rasa ingin mengkonsumsi orang dewasa. Sementara bagi anak-anak, butuh ekspresi dan jenis makanan yang mereka sukai untuk membujuk anak mau mencoba makanan tertentu, dan faktor ukuran tubuh orang yang ia lihat hanya berpengaruh sedikit.
Menurut Sylvie Rousset, perwakilan dari ilmuwan ini mengatakan, hasil riset ini di luar dari dugaan mereka, karena belum ada penelitian yang mengatakan ekspresi orang lain berpengaruh pada rasa penasaran anak-anak. Dari hasil ini, menurut Rousset, orangtua bisa mengambil keuntungan, bahwa saat makan makanan sehat, upayakan mengkonsumsinya dengan ekspresi senang dan menyukai makanan itu.
"Meski kebiasaan makan seseorang itu cukup kompleks, namun studi semacam ini bisa menyingkap perbedaan faktor psikososial yang membentuk sikap anak terhadap makanan dan kebiasaan makan jangka panjang mereka," jelas Rousset.
Dikutip dari Reuters, sekelompok ilmuwan asal Perancis melakukan penelitian mengenai reaksi orang dewasa dan anak-anak dalam mempersepsikan foto orang yang sedang makan. Hasil penelitian itu mengatakan bahwa cara orang dewasa dengan anak kecil menilai obyek orang yang sedang makan berbeda.
Orang dewasa menilai makanan lewat proporsi tubuh si pemakan. Jika model yang ada di foto memiliki tubuh berukuran besar, si responden akan menolak jika diberikan makanan yang sama dengan yang ada di foto. Sebaliknya, jika si model bertubuh ramping, responden cenderung tertarik. Sementara cara anak-anak menilai sebuah foto berisi orang makan punya reaksi yang lebih kompleks.
Jika makanan yang ada di dalam foto kemudian ditawarkan kepada anak-anak yang ikut terlibat dalam responden ini, seperti cokelat, mereka tak peduli ukuran badan si model, mereka akan mau menerima makanan itu. Jika makanan yang ada di foto adalah makanan yang tak mereka sukai, ukuran tubuh si model ternyata berpengaruh, mereka akan makin menolak jika modelnya bertubuh tambun.
Tak hanya itu, ternyata ekspresi orang yang sedang mengkonsumsi makanan juga berpengaruh pada rasa penasaran anak untuk mencoba sebuah makanan. Foto dari orang yang makan dengan ekspresi bahagia dan tidak dibuat-buat membuat anak tertarik mencoba makanan itu, tak jadi soal bentuk tubuh orang yang makan. Sebaliknya, foto orang yang makan dengan ekspresi jijik dengan makanan yang sama akan membuat anak enggan mencoba.
Artinya, bagi orang dewasa, ukuran tubuh orang yang mengkonsumsi makanan punya pengaruh dalam menggugah rasa ingin mengkonsumsi orang dewasa. Sementara bagi anak-anak, butuh ekspresi dan jenis makanan yang mereka sukai untuk membujuk anak mau mencoba makanan tertentu, dan faktor ukuran tubuh orang yang ia lihat hanya berpengaruh sedikit.
Menurut Sylvie Rousset, perwakilan dari ilmuwan ini mengatakan, hasil riset ini di luar dari dugaan mereka, karena belum ada penelitian yang mengatakan ekspresi orang lain berpengaruh pada rasa penasaran anak-anak. Dari hasil ini, menurut Rousset, orangtua bisa mengambil keuntungan, bahwa saat makan makanan sehat, upayakan mengkonsumsinya dengan ekspresi senang dan menyukai makanan itu.
"Meski kebiasaan makan seseorang itu cukup kompleks, namun studi semacam ini bisa menyingkap perbedaan faktor psikososial yang membentuk sikap anak terhadap makanan dan kebiasaan makan jangka panjang mereka," jelas Rousset.
sumber : kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar