Sabtu, 09 April 2011

Anak Laki-laki Butuh Sahabat!

Jamak kita lihat, setidaknya di wilayah dekat sekolah di jam-jam pulang sekolah, anak-anak remaja lelaki berkerumun bersama teman-teman sejenisnya. Sementara pria-pria dewasa, cenderung menyendiri dan tak masalah jika tidak menghabiskan banyak waktu bersama teman-temannya sesering kala ia masih remaja. Lalu, bagaimana dengan anak laki-laki? (Baca: Beda Anak Laki-laki dan Perempuan dalam Bersabahat)

Dr Michael Handwerk, PhD dari lembaga peneliti kesehatan anak di Nebraska, AS, mengungkap bahwa bagi anak lelaki, persahabatan adalah sebuah kebutuhan yang tak bisa ditawar. Menurut Handwerk, seorang anak lelaki pada dasarnya tak butuh banyak teman, asalkan ia memiliki seorang sahabat. Anak-anak akan lebih mudah terhanyut ke dalam hal-hal negatif jika ia tidak punya sahabat.

Persahabatan memberikan sebuah jalan bagi anak-anak untuk membangun sebuah hubungan dengan dunia di luar keluarganya. Melalui hubungan ini, anak-anak belajar mempertimbangkan cara pandang lain, belajar bernegosiasi, bertoleransi, dan belajar kemampuan yang ia butuhkan untuk bisa menjalani hidup di masa depan.

Mendorong anak lelaki untuk bersahabat
 
Jika si anak belum memiliki tanda-tanda mulai menjalin persahabatan dengan rekan sebayanya, orangtua bisa mengambil peran untuk mendorongnya tanpa memaksakan untuk mencari sendiri arti persahabatan dalam hidup.
* Bangun kedekatan di 24 bulan pertama kehidupan anak. Dengan menjaga kedekatan dengan anak, ia akan belajar mempercayai orang lain, tanpa ini, ia akan takut berhubungan.

* Ciptakan kesempatan anak untuk membangun persahabatan. Contoh, janjian dengan orangtua teman si anak untuk berkunjung ke rumahnya dan membiarkan si anak bermain dengan temannya, dan sebaliknya, undang teman anak dan orangtuanya untuk bermain di rumah Anda. Cara lain, ajak anak ke tempat bermain anak, bantu anak berkenalan dengan anak sebayanya, atau sertakan si anak dalam kegiatan-kegiatan aktivitas yang anak suka, seperti les musik atau olahraga.

* Ciptakan pelatihan bersosialisasi. "Berapa banyak orangtua yang mengajarkan anaknya cara memulai pertemanan secara benar?" tanya dr Handwerk. Jangan mengira perkenalan atau kemampuan untuk memulai pertemanan datang secara alami. Orangtua perlu dan bisa mengajar anak laki-lakinya membentuk sebuah hubungan pertemanan yang positif dan sehat dengan melatihnya, misal, cara mendekati sekelompok grup anak-anak. Jangan lupa untuk memerhatikan cara si anak bermain dengan teman sebayanya. Di rumah, tawarkan bantuan Anda untuk melatihnya memulai berkenalan jika ia terlihat sulit mendekati teman sebayanya.

Membangun persahabatan dan kemampuan untuk berkenalan dengan teman sebaya membutuhkan latihan yang cukup, dan Anda sebagai orangtua yang baik patut memerhatikan hal ini, karena sedikit banyak, persahabatan bagi anak laki-laki memiliki pengaruh pada masa depannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar